PBNU Bantah Terima Dana dari Tambang Nikel Itu Tudingan Keji dan Tak Berdasar”
Muara Teweh – membantah keras tuduhan yang menyebut mereka menerima aliran dana dari PT Gag Nikel, sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Tuduhan tersebut mencuat setelah mengunggah video yang menyebut keterlibatan sejumlah nama besar, termasuk PBNU, dalam dugaan aliran dana tambang.
Tudingan ini langsung dibantah oleh Bendahara Umum PBNU, Gudfan Arif, atau yang akrab disapa Gus Gudfan, yang menyebut informasi tersebut sebagai kabar palsu yang merugikan organisasi.
“Itu tudingan yang sangat keji,” tegas Gus Gudfan kepada wartawan, Jumat (14/6/2025).
Gus Gudfan menjelaskan, kehadiran KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sebagai salah satu komisaris di PT Gag Nikel tidak ada kaitannya dengan PBNU. Menurutnya, jabatan tersebut diemban secara pribadi dan bukan mewakili organisasi.
“PT Gag bukan milik PBNU. Ia adalah anak perusahaan BUMN PT ANTAM. Gus Fahrur di sana sebagai pribadi, bukan sebagai utusan PBNU,” tambahnya.
Narasi Hoaks di Media Sosial
Dalam narasi itu, PBNU disebut sebagai salah satu pihak penerima dana melalui Gus Fahrur.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Namun, Gus Fahrur sendiri dengan tegas membantah narasi tersebut. Ia bahkan mengaku tidak mengenal sosok Ananda Tohpati dan baru mendengar namanya melalui tuduhan viral tersebut.
Ketua Umum PBNU Turun Menanggapi
Ketua Umum PBNU, turut memberikan klarifikasi dan mempertegas bahwa jabatan atau usaha pribadi yang dijalankan oleh pengurus PBNU tidak otomatis terkait dengan organisasi.
“Saya ini Ketua Umum PBNU, saya juga kiai pesantren. Pak Ulil Absar juga pengurus PBNU, tapi punya warung di rumah. Jadi jangan heran kalau pengurus PBNU ada yang punya usaha atau jabatan di luar, itu urusan pribadi,” jelasnya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Ia juga menegaskan bahwa PBNU tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi kepada pengurusnya untuk menduduki jabatan di perusahaan, baik swasta maupun BUMN.
“Silakan cek ke kesekretariatan, tidak ada satu pun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun,” tegas Gus Yahya.
Mengapa PT Gag Nikel Masih Diizinkan Beroperasi?
Polemik ini mencuat seiring sorotan publik terhadap aktivitas tambang di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya—salah satu kawasan konservasi terpenting di dunia. Namun, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa PT Gag Nikel masih diizinkan beroperasi karena berada di luar kawasan konservasi Geopark Raja Ampat.
“Pulau Gag berada sekitar 42 km dari lingkar luar Geopark Raja Ampat. Karena itu, tidak melanggar batas konservasi,” jelas Teddy dalam pernyataan resminya, Selasa (10/6/2025).
“Sebagian lokasi masuk kawasan geopark, maka secara teknis dan hukum kami cabut izinnya,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam jumpa pers di Istana Presiden.
Kesimpulan: Tuduhan Tidak Berdasar, PBNU Minta Publik Bijak
Kasus ini menjadi contoh bagaimana informasi yang tidak diverifikasi bisa menyebar cepat dan menyesatkan publik.